Alasan Facebook Tidak Menyertakan Tombol Dislike


Seperti terlihat dari namanya, fitur ini berfungsi untuk menyatakan rasa suka kita terhadap sesuatu. Uniknya, pasangan kata “like” pada fitur tersebut bukanlah kata “dislike” yang selama ini kita kenal sebagai antonim dari kata “like”. Saya sendiri baru menyadari keganjilan ini ketika tadi malam seseorang mengirim pesan singkat menanyakan hal ini. Setelah sedikit browsing sana-sini, saya perhatikan memang cukup banyak orang bertanya-tanya, mengapa Facebook membuat kesalahan gramatika seperti ini. 
Tapi yang pertama kali harus kita tanyakan adalah: apakah ini sebuah kesalahan gramatika ataukah ini sesuatu yang disengaja? Jika disengaja, apa maksud dan tujuannya?

Selama ini kita mengenal kata “like” sebagai verba yang berantonim kata “dislike” yang juga verba. Logikanya, jika kita menyatakan rasa suka dengan kata “like”, maka pernyataan tidak suka kita wakili dengan kata “dislike”. Karena itu wajar jika ada grup-grup yang menuntut agar istilah “unlike” pada fitur “like” diganti dengan kata “dislike”.

Di sisi lain, kita tentu mafhum bahwa para punggawa Facebook adalah orang-orang yang berbahasa Inggris sebagai bahasa ibu mereka. Artinya, bolehlah kita berbaik sangka bahwa tidak mungkin kesalahan gramatika yang elementer semacam itu terjadi pada mereka. Karena itu, kemungkinannya, menurut saya, ini bukanlah kesalahan. Ini disengaja.

Facebook adalah situs jejaring sosial yang ditujukan untuk mendekatkan orang-orang yang berjauhan. Termasuk di dalamnya adalah mengenalkan orang-orang yang tadinya tidak saling kenal. Sebagai sebuah situs yang ingin menjalin keakraban di antara penggunanya, Facebook berkeinginan menjaga agar di sana hanya ada aura positif dengan muatan-muatan positif. Tentu, positif dalam kacamata mereka. Ketika kita mengklik pilihan “like”, kita menyatakan rasa suka kita terhadap sesuatu. Dan itu berarti positif. Setelah itu, akan ada pilihan “unlike”. Opsi “unlike” ini gunanya adalah untuk membatalkan pernyataan rasa suka kita itu. Jadi dalam hal ini, tombol “unlike” bukan dimaksudkan sebagai antonim dari “like” itu sendiri, melainkan untuk mencabut atau membatalkan rasa suka yang sudah kita nyatakan dengan mengklik tombol “like” sebelumnya. Makanya opsi “unlike” hanya terlihat setelah kita menekan tombol “like”. Dengan kata lain, fitur “Like/Unlike” hendaknya kita baca sebagai pernyataan “suka/batalkan rasa suka”, bukan sebagai “suka/tidak suka” (apalagi benci). Ini lebih kurang seperti pasangan kata “Do/Undo”, “Dress/Undress”, dan banyak lagi.

Facebook ingin memelihara agar situsnya tetap family friendly. Untuk itu mereka ingin menjaga agar Facebook tetap berisi hal-hal positif, seperti saling menyatakan rasa suka. Mereka tidak memberi kesempatan untuk hal-hal negatif berupa pernyataan rasa tidak suka dengan cara yang gamblang, misalnya dengan adanya opsi “dislike”. Jika memang kita tidak menyukai sesuatu di Facebook, ya sudah biarkan saja, tidak perlu dikomentari, tidak perlu diberi pernyataan “like”. Ini demi menghindari perang “dislike” seandainya pilihan untuk itu dibuat ada.

Pemopuleran kata “unlike” dengan pemaknaan seperti ini tentu membawa konsekuensi terhadap perbendaharaan kosakata. Selama ini kamus-kamus menyatakan kata “unlike” sebagai adjektiva dan/atau preposisi dengan makna “tak sama” atau “tak serupa”. Dengan adanya fitur “like/unlike” pada Facebook ini, agaknya para penyusun kamus harus mulai mempertimbangkan untuk memberi makna baru pada entri “unlike” di kamus mereka. Dalam hal ini, kata “unlike” memiliki kelas kata baru sebagai verba dengan makna “membatalkan” atau “mencabut pernyataan suka” atau yang semacam itu. Dalam perkembangan ke depannya, bisa saja kata “unlike” ini juga bersinonim dengan “dislike”.

Sudah pasti saya bukan bagian dari manajemen Facebook, jadi jawaban saya sama sekali tidak merepresentasikan jawaban resmi pihak Facebook. Ini hanya kemungkinan saja.
Jika Anda punya pendapat tentang hal ini, silakan berbagai di kolom komentar.

0 komentar: